Cari Sesuatu ?

Rabu, 02 September 2009

Adidas Europass, match ball of UERO 2008


Euro 2008 menghadirkan beberapa terobosan baru. Salah satunya bola. Produsen apparel asal Jerman, Adidas, melahirkan official ball bertajuk EuroPass.
Produk ini sangat berbeda dengan beberapa jenis bola dalam gelaran Piala Eropa rentang 28 tahun terakhir, mulai Tango Italia (1980), Tango Mundial (1984), Tango Europa (1988), Etrusco Unico (1992), Questra Europa (1996), Terrestra Silverstream (2000), dan Roteiro (2004).

Adidas EuroPass ini memiliki spesifikasi yang membuat perpaduan antara teknologi dan intelejensia si pemain.
Artinya, teknologi yang digunakan adalah hasil adopsi dari riset sehingga mampu mengeluarkan kemampuan terbaik si pemain.
Kabarnya, butuh waktu dua tahun bagi periset-periset Adidas untuk menghasilkan adik kandung Teamgeist dan Roteiro ini.
Secara aerodinamis, Europass memiliki perbedaan performa disebabkan pola panel dan peniadaan chip di dalam bola.
Khusus penghilangan chip, Adidas merujuk pada keluhan beberapa pemain yang menyebut keberadaan teknologi di dalam bola itu justru mengganggu kestabilan karena tak jarang malah membuat pergeseran arah bola, selain karena angin.
Sistem keseimbangan bola menjadi perhatian karena telah dilengkapi dengan 14 panel yang menopang bahan PSC-Texture, yang membuat bola semakin lembut namun stabil.
Ke-14 panel ini akan menjadi faktor kunci bagi pemain. Penggunaan 14 panel itu didasarkan pada spesimen karakter pemain yang berbeda-beda di benua biru itu.
Beberapa yang menjadi dasar antara lain kemampuan tendangan bebas, titik tendangan keras, juggling, kemampuan mendrible, dan gaya kiper dalam menguasai bola.
"Kami mencoba mengikuti kemauan para pemain. Bola adalah ornamen penting dan kami sudah berusaha untuk memberi yang terbaik," ujar Presiden UEFA, Michael Platini.
Perbedaan nyata memang sangat terlihat dari bola edisi Euro 2004 lalu, Roteiro. Bahan yang digunakan sangat berbeda, PSC untuk EuroPass dan Syntetic PU untuk Roteiro.
Bahan ini memiliki karakteristik yang berbeda, dan Roteiro memang sangat memanjakan pemain dengan tendangan sangat keras namun merugikan kalangan kiper.
Dimensi bola juga terhitung sangat stabil. Jika Roteiro bisa mengembang sekitar lima-tujuh persen, EuroPass dipastikan batas maksimalnya hanya satu persen.
Secara mekanik, ini akan memberi efek pada kestabilan bola di udara, sehingga pemain tidak perlu lagi menyesuaikan diri seiring penggunaan bola yang lama.
Bagi pemain yang suka dengan gaya voli dan mendrible, EuroPass juga memberi kemampuan mumpuni. Pantulan maksimal dua sentimeter memberi efek perhitungan matang bagi pemain untuk melepas tendangan maupun mendrible di dekat kaki mereka.
Ini ditunjang dengan tekanan hilang yang hanya 11 persen, sehingga bola dijamin tidak akan liar.

Manjakan Spesialis Freekick
SEJAK Euro 1996, bola selalu didesain untuk menghasilkan perputaran dan lingkar parabolik yang membuat eksekutor freekick memiliki kemampuan lebih.
Pemain sekelas Zinedine Zidane, David Beckham, Alessandro del Piero, Fransesco Totti, sampai Cristiano Ronaldo sudah merasakan tatanan teknologi bola. Arah parabolik yang mereka ciptakan tentu berasal dari kecermatan dalam menganalisis kemampuan bola.
EuroPass juga memiliki layanan hebat untuk spesialis freekick dan penendang dari luar kotak penalti. Tak heran jika nanti di Euro 2008 ini bakal banyak tendangan spekulasi dari luar kotak penali dan gol-gol indah plessing bola.
Menurut statistik Adidas, EuroPass memiliki jangka kemampuan perputaran 3500 putaran dalam kecepatan 50 km per jam. Angka ini lebih sedikit dari Roteiro yang menyentuh 4000 putaran dalam 50 km/jam.
Namun jangan salah, justru dengan angka lebih kecil, kemampuan para penendang jarak jauh bakal makin terekplorasi.
Sudut parabolik yang akan dibuat di udara juga bakal semakin stabil. Paling tidak, si pemain tidak perlu lagi menghitung ulang kekuatan angin, karena dengan sistem kombinasi berat bola maksimal 444 gram, jelas putaran angin sampai 10 knot pun tetap membuat bola stabil.
Ini membuat pemain sekaliber Cristiano Ronaldo, Deco, Michael Ballack, Andrea Pirlo, atau Wesley Sneijder bakal mudah mengkreasi arah dan gerak parabolik si kulit bundar.
Ini tentu menjadi kabar "buruk" bagi para kiper, karena mereka dituntut lebih mengetahui arah bola terlebih dulu, apalagi saat tendangan penalti.
Keluhan pun sudah dimunculkan kiper Jerman Jens Lehmman dan kiper Italia Manuel Almunia. Menurut Lehmann, EuroPass memiliki pergerakan yang sangat sulit untuk diantisipasi.
Kesulitan tertinggi adalah saat ingin menangkap karena bola itu justru makin berputar terkena efek angin. "Benar-benar bola liar, dan itu memang memanjakan para penendang dengan plessing keras," imbuh Almunia.

Hak Cipta dilindungi undang-undang. Dilarang menggunakan foto dalam bentuk apapun tanpa ijin tertulis dari www.gabrielradewapurbatanjung.blogspot.com

Tidak ada komentar :

Posting Komentar